Konsep universal dalam bidang arsitektur kemudian dikembangkan oleh para peneliti di Centerfor Applied Special Technology sebuah lembaga non-profit yang bertujuan untuk mengembangkan inovasi dalam pembelajaran.
CAST membantu guru dalam mengevaluasi kurikulum, menemukan hambatan dan memberikan dukungan untuk semua peserta didik. Ternyata seperti dalam bidang arsitektur, desain universal yang diimplemetasikan dalam pendidikan tidak hanya memberikan manfaat bagi peserta didik yang rentan “terpinggirkan” namun juga bagi banyak peserta didik lainnya.
1 Apa yang menjadi dasar UDL?
UDL dikembangkan berdasarkan pada penelitian dalam ilmu neurologi, psikologi perkembangan, dan keberagaman cara belajar (Rose & Gravel, 2010). Penelitian telah mengkonfirmasi keberadaan tiga jaringan otak terlibat dalam pembelajaran yaitu jaringan affective, recognition, dan strategic (Rose & Meyer, 2002).
Jaringan affective bertanggung jawab atas "mengapa" kita harus mepelajari ini, jaringan recognition membantu kita memperoleh mengenai "apa" yang kita akan pelajari, serta jaringan strategic memproses "bagaimana" cara kita mempelajarinya. Agar ketiga jaringan tersebut terlibat, maka guru harus melakukan 3 hal berikut:
a. Untuk jaringan affective,
guru harus menstimulasi mengenai mengapa mereka harus mempelajarinya, apa relevansi dalam kehidupan mereka sehingga terbangun rasa ketertarikan peserta didik pada pembelajaran dan meningkatnya motivasi belajar.
b. Untuk jaringan recognition,
guru harus mampu mempresentasikan materi dengan berbagai cara untuk dapat mengakomodasi keunikan gaya belajar, potensi dan tantangan yang dimiliki setiap peserta didik.
c. Untuk jaringan strategic,
guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukan atau mengekspresikan apa yang telah mereka pelajari dengan cara mereka.
2. Apa itu UDL?
UDL adalah kerangka kerja dengan seperangkat prinsip untuk belajar dan mengajar, berdasarkan wawasan ilmiah tentang bagaimana manusia belajar sebagai upaya dalam meningkatkan serta mengoptimalkan pengajaran dan pembelajaran bagi peserta didik yang memiliki kebutuhan belajar yang beragam, termasuk, peserta didik penyandang disabilitas.
3. Tujan UDL
a. Memberikan kesempatan yang sama bagi semua peserta didik untuk berhasil.
b. Menciptakan lingkungan belajar yang menantang, bermakna dan fleksibel yang bekerja untuk semua peserta didik.
c. Mengembangkan berbagai metode pengajaran untuk menghilangkan hambatan belajar
d. Membantu peserta didik menjadi pembelajaryang mahir
4. Tiga Prinsip UDL
Center for Applied Special Technology (CAST) menjelaskan kerangka UDLmelalui tiga prinsip berikut:
a. Multiple means of engagement
Menyediakan berbagai cara keterlibatan untuk mendukung pembelajaran afektif (yaitu, mengapa kita belajar): Mempertimbangkan bagaimana melibatkan peserta didik guna merangsang minat dan memotivasi dalam belajar melalui kegiatan seperti pembelajaran kolaboratif, permainan dan simulasi, nyata dan virtual.
b. Multiple means
of representation
Menyediakan berbagai sarana yang representatif untuk mendukung cara kita memberikan makna pada pembelajaran (menyediakan konten melalui berbagai cara, seperti diskusi, bacaan, teks digital, dan presentasi multimedia)
c. Multiple means of action & expression
Menyediakan berbagai cara yaitu berupa tindakan dan ekspresi sebagai upaya dalam mendukung cara belajar yang strategis (yaitu, bagaimana kita belajar): Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan pemahaman mereka dalam berbagai cara seperti melalui tes atau makalah, melalui seni, presentasi multimedia, dan rekaman digital.
5. Menggunakan kerangka UDL dalam
merencanakan pembelajaran
UDL merupakan kerangka kerja bagi guru dalam merencanakan pembelajaran bagi peserta didik yang beragam. Ketika guru ingin menerapkan kerangka UDL dalam menyusun rencana pembelajaran, maka guru dapat mengambil tahapan desain universal pada bidang arsitektur (Schwanke, Smith & Edyburn, 2001), serta mengimplementasikannya dalam bidang pendidikan, sebagai berikut:
a. Advokasi
Dalam kontek desain universal untuk pembelajaran, tahapan advokasi dapat dilakukan dengan melakukan komunikasi secara persuasif dalam upaya membangun kesadaran bagi semua, baik guru maupun peserta didik mengenai konsep keberagaman. Tahap advokasi ini diharapkan dapat membangun kesadaran akan adanya kebutuhan yang beragam dari setiap peserta didik, rasa saling menghargai, percaya diri dan dapat memotivasi semua agar saling bersinergi guna melakukan perubahan dalam pembelajaran untuk keberhasilan bersama.
b. Akomodasi
Melihat desain tangga di bawah ini, arsitektur berusaha memberikan akomodasi untuk keberagaman penggunanya. Akomodasi berupa pegangan tangan ditujukan untuk pengguna lanjut usia, jalan landai untuk mengakomodasi pengguna yang menggunakan kursi roda, dan membuat titian tangga yang tidak tinggi untuk mengkakomodasi peserta didik kecil agarmudah menggunakan tangga tersebut. Desain tangga ini pada akhirnya dapat digunakan oleh semua orang.
c. Aksesibilitas
Tahap aksesibilitas ini adalah tahapan yang paling diharapkan yaitu tahapan dimana terciptanya lingkungan belajar yang telah direkayasa dimana akomodasi dan dukungan yang guru berikan telah mengakomodasi keberagaman peserta didik, sehingga tepenuhi kebutuhan belajarnya.
Tomlinson, (1995a, 1995b) menjelaskan bahwa untuk memulai pendekatan desain universal untuk pembelajaran mengharuskan pendidik untuk memikirkan tiga aspek dalam kurikulum yaitu: konten, proses, dan produk. Konten menyangkut apa yang diajarkan atau apa yang kita ingin peserta didik pelajari, ketahui, dan lakukan. Proses menyangkut bagaimana peserta didik memahami apa yang mereka pelajari. Produk menyangkut bagaimana peserta didik mendemonstrasikan apa yang dipelajari.
Guna mengimplementasikan prinsip UDL ini dalam merancang pembelajaran, ada beberapa hal yang perlu guru lakukan yaitu:
1 Mengenali keberagaman peserta didik.
2 Mengidentifikasi faktor-faktoryang mungkin menghambat pembelajaran.
3 Menganalisis potensi sekolah
4 Menentukan tujuan pembelajaran yang jelas
5 Menciptakan lingkungan yang dapat memotivasi peserta didik unuk belajar, fleksibel dan melibatkan semua.
6 Memanfaatkan semua potensi sekolah guna menyediakan berbagai representasi sumber belajar yang variatif sehingga dapat mengakomodasi keberagaman dari peserta didik.
7 Memberikan kesempatan yang beragam bagi peserta didik dalam proses penilaian dengan cara megekpresikan setiap hal yang didapatkan/dipahami dalam pembelajaran
8 Membantu peserta didik untuk menjadi pembelajaryang mahir.
Posting Komentar
Komentar